Printed Book
Santri di Persimpangan : Gejolak Hati Anak Pesantren
Keinginan Rosyid untuk melanjutkan ke SMA setamat SMP harus kandas. Sang ayah menitahkan dirinya untuk meneruskan pendidikan ke pesantren. Dengan terpaksa, ia pun menuruti keinginan sang ayah jika tidak ingin dicap sebagai anak durhaka. Rosyid remaja pun dikirim ke Pesantren Sarang, salah satu pesantren terbaik di pesisir utara Jawa yang telah menelurkan banyak ulama.
Lima tahun ia jalani hidup di pesantren. Dalam pergolakan psikologis yang tak pernah usai itu, ia berupaya beradaptasi dengan pengalaman hidupnya yang baru. Deret waktu yang ketat dan tuntutan kedisiplinan memberi warna lain bagi pengalaman hidunya. Itulah kehidupan anak santri. Sebuah kehidupan yang berbeda dari tradisi di luar dengan segala aturan dan kebiasaan.
Sejumlah keunikan terus berdialog di alam sadar hingga alam bawah sadar Rosyid. Pengalaman itu sebagian telah berhasil menyumbang kesadaran dan sebagian yang lain mendorong terjadinya pemberontakan terhadap tabu pesantren. Dengan lancang, ia pun jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Ning Humairoh, putri sang kyai. Bak gayung bersambut, sang putri pun menerima cintanya.
Lantas, bagaimana kelanjutan kisah cinta mereka? Akankah hadirnya Ning Humairoh dapat meredam gejolak hati Rosyid yang terus memberontak dengan kehidupan pesantren?
10850c1 | 813 TON s C.01 | Perpustakaan Labschool Jakarta (Rak Orange) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain