Mengajar generasi z
Menyadari akan adanya ledakan teknologi yang beraneka ragamdi masa yang akan datang, rasanya generasi tunas bangsa yang sedangada di bangku sekolah harus disiapkan sistem nilainya, pengetahuannya, dan keterampilannya sehingga diharapkan akan tumbuh dayainovasinya. Daya inovasi ini amat sangat penting dalam mengantarkankeunggulan generasi penerus dalam mengisi lembaran hidupnyamengingat daya inovasi tak terbatas kapasitasnya. Di sisi lain, duniapendidik dan anak didik menghadapi potensi kesenjangan perspektif.Pendidik umumnya merupakan generasi baby boomers dan sebagiangenerasi milenial. Sedangkan anak didik yang dididik merupakangenerasi milenial dan berangsur-angsur semakin banyak generasi postmillennial atau generasi Z yang memiliki lingkungan hidup sebagaidigital native dengan karakteristik yang berbeda dengan generasi babyboomers.
Buku ini bermaksud menawarkan solusi untuk mempersempitkesenjangan tersebut dari sektor pedagogik. Hasil penelitian di bidangsaraf otak telah membuka tabir kecerdasan manusia. Hingga akhirhayat manusia rata-rata hanya memanfaatkan 6-10% dari saraf otak.Fenomena saraf otak yang “dormant” atau tidak saling berkoneksi inimenjadi tantangan bagi para pendidik untuk membangkitkan interkoneksinya atau peristiwa synapsis sehingga daya berpikir aras tinggi(high order thinking) pada anak didik akan dapat ditingkatkan.
Selain bagi pendidik di sekolah informal, buku ini ditujukan bagipara orang tua. Sebagaimana karakteristik pada era knowledge society,pengetahuan justru banyak tumbuh dan berkembang dalam suasanalingkungan yang bersifat informal. Munculnya berbagai komunitaspraktisi, komunitas seprofesi, klub profesi menandai era masyarakatberpengetahuan.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain