Printed Book
Sampai Maut Memisahkan Kita
“Banyak lelaki yang menginginkan tubuhku. Dari yang banyak itu, hanya sedikit yang menginginkanku sebagai istri. Dari yang sedikit itu, hanya beberapa yang sungguh-sungguh mencintaiku. Dan dari yang beberapa itu, tidak ada yang menghargai diriku sebagai manusia. karena itu aku harus menghargai diriku sendiri.”
“Dan itukah hargamu sekarang?” sergah Febrian marah-marah sambil menunjuk lembaran-lembaran uang di atas meja.”Mengapa tidak kamu ambil untuk menghargai dirimu?!”
“Karena aku tidak menerima uang dari orang yang lebih tidak berharga lagi daripada diriku. Anggaplah pelayananku malam ini sebagai tip untukmu.”
Mula-mula Febrian hanya membutuhkan wanita itu sebagai alat untuk menyembuhkan penyakitnya. Ketika kemudian ternyata nilai wanita itu lebih dari sekedar obat dan hiburan, dia terperosok ke dalam dilema yang rumit....
5481c1 | 813 MIR s C.01 | Perpustakaan Labschool Jakarta (Rak Orange) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain