Printed Book
Bunga Pengantin
Salah satu permainan yang mengasyikkan adalah “menjadi pengantinâ€. Teman-teman memberikan bunga sebagai kado. PEmberi yang terbagus, bergantian menjadi pengantin. Agil protes ketika bunga pisang temannya ditolak. Bunga pisang dianggap bukan bunga. Ara juga begitu. Ia mempertanyakan saat puisi karya Aik dianggap tidak memenuhi syarat dan tak dinilai, karena tak memakai kata “desaâ€. Euis sebenarnya memang dalam lomba menyanyi, tapi karena Euis bukan perserta kursus, ia dikalahkan. Perbedaan kadang tidak diterima sebagai perlombaab melainkan sebagai salah dan benar, sebagai menang dan kalah. Bukankah sebenarnya tak ada gunanya mempersoalkan maju pengantin daerah mana yang lebih bagus dari daerah lain?. Itulah yang dialami anak-anak Abah, yang tabah. Tidak berarti menalah, karena mereka masih menemukan persahabatan dengan tukang bakso yang bersedia tukar pikiran dengan Abah.
6614c1 | 813 ATM b C.01 | Perpustakaan Labschool Jakarta (Rak Orange) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain