Printed Book
Tanah Air Beta
Ketika Timor-Timur berpisah dari Indonesia, perpisahan juga terjadi di antara kakak-beradik yang saling menyayangi. Mereka hidup dalam kondisi dan lokasi yang berbeda oleh sebab yang tidak mereka mengerti. Merry (10) tinggal berdua dengan ibunya, Tatiana di sebuah kamp pengungsian di Kupang, NTT. Sementara kakak laki-lakinya, Mauro (12) tinggal bersama pamannya di Timor Leste.
Tatiana dan Merry hidup di kamp bersama ratusan ribu pengungsi lainnya, di antaranya Abubakar, seorang keturunan Arab yang sudah turun-temurun hidup dan tinggal di Timor-Timur. Tatiana mengajar di sekolah darurat. Merry juga bersekolah di tempat itu bersama Carlo, seorang anak laki-laki yang sangat jail dan suka menggangu Merry—itu dikarenakan Carlo ingin sekali mempunyai seorang adik dan merasakan kembali cinta kasih keluarga.
Kehidupan yang sangat berat di kamp pengugsian dan di tengah ketidakpastian akan keberadaan anak laki-lakinya, tidak membuat Tatiana menjadi lemah. Kerinduan Merry akan kakaknya dan penderitaan yang begitu mendalam dari sang ibu, membuat Merry menjadi anak perempuan yang cerdas dan nekad.
Secercah harapan mekar kala suatu hari, dari seorang relawan, Tatiana mendapatkan informasi adanya kemungkinan ia bertemu kembali dengan anak laki-lakinya itu. Apakah harapan ini dapat terwujud? Dapatkah Merry berkumpul kembali dengan kakaknya, Mauro?
9910c1 | 813 SEF t C.01 | Perpustakaan Labschool Jakarta (Rak Orange) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain